Pariaman,Sumbar, 19/9 (Antara) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat menetapkan status siaga darurat kabut asap, menyusul kualitas udara di daerah ini semakin buruk.
"Sumatera Barat berada pada status siaga darurat asap. Keputusan tersebut diambil mengingat jarak pandang di beberapa daerah di Sumatera Barat semakin hari semakin pendek," kata Kepala BPBD Sumbar Yazid Fadhli saat di hubungi dari Pariaman, Jumat.
Ia menjelaskan, untuk kesiagaan tersebut BPBD Sumbar sudah berkoordinasi dengan semua SKPD terkait untuk menyiapkan pos-pos darurat penanganan dampak kabut asap di setiap instansi pemerintahan maupun swasta.
"Segala sesuatunya kami siapkan secepat mungkin agar langkah penanganan bisa segera dilakukan, dan dalam rencananya di setiap instansi itu akan disiagakan pos darurat," ujarnya.
Status siaga darurat asap ini akan berlangsung selama satu bulan, hal tersebut diambil mengingat terjadinya cuaca kering di daerah selatan Sumatera sebagai daerah sumber asap tersebut.
"Kami berharap ada perubahan cuaca ke depan ini, agar kabut asap dapat berkurang," ujar Yazid Fadhli.
Ia mengatakan, BPBD Sumbar juga telah membuat surat edaran kepada pemerintah kota dan kabupaten di provinsi itu untuk melaksanakan lima langkah. Usaha yang dilakukan di antaranya uji petik kualitas udara secara rutin, daerah diminta menambah stok masker, membentuk posko tanggap darurat asap di daerah di bawah koordinasi BPBD.
"Soal kebijakan itu, silakan bupati dan wali kota yang membuat keputusan. Provinsi hanya mengkoordinasi," katanya.
Ia menjelaskan, untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat kabut asap, masyarakat diminta mulai menggunakan masker dalam setiap aktivitas di luar rumah. Saat ini intensitas kabut asap mulai hari ini semakin meningkat, dan masyarakat diminta waspada.
"BPBD Sumbar setiap hari terus memantau perkembangan yang terjadi terhadap kabut asap," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengamanan dan Perlindungan Hutan Dinas Kehutanan Sumbar Faridil Afrasy menyatakan Dishut Sumbar sudah menurunkan tim dan melakukan patroli rutin ke lapangan.
"Termasuk juga melakukan sosialiasi ke kelompok masyarakat tentang pentingnya menjaga hutan, dan mengantisipasi dari ancaman kebakaran," katanya.
Ia menjelaskan, ketebalan kabut asap yang menyelimuti Sumbar saat ini belum berdampak pada munculnya penyakit infeksi saluran nafas bagi masyarakat, hanya di beberapa daerah seperti di Sijunjung menyebabkan hasil panen masyarakat tidak bagus.
"Akibat kurangnya cahaya matahari, hasil panen masyarakat memburuk di beberapa daerah di Sumbar" ujar Faridil Afrasy.
Kondisi cuaca saat ini yang cenderung panas berpotensi menyebabkan kebakaran. Masyarakat diminta peduli terhadap ancaman kebakaran hutan.
"Masyarakat diminta tidak membakar lahan secara sembarangan, dan diharapkan tidak membuang puntung rokok di lokasi hutan yang berpotensi menimbulkan kebakaran," kata Faridili Afrasy.***3***
0 Komentar