Pariaman, Sumbar, 19/9 (Antara) - Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Sumatera Barat menemukan 21 titik api (hostpot) yang ada di sejumlah kota/kabupaten di provinsi itu akibat pembakaran lahan.
"Berdasarkan data Dinas Kehutanan Sumatera Barat, terdata pada 18 September 2014, terdeteksi sebanyak 21 titik panas yang ada di Sumatera Barat,"kata Kepala Bidang Pengamanan dan Perlindungan Hutan Dinas Kehutanan Sumbar, Faridil Afrasy saat dihubungi dari Pariaman, Jumat.
Ia menjelaskan, puluhan titik api ditemukan Dishut akibat pembakaran lahan tersebut terpantau di Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Sijunjung.
"Titik api tersebut mengakibatkan hampir semua wilayah Sumbar terjadi kabut asap,"ungkapnya.
Bahkan di kedua daerah tersebut, tambah Faridil Afrasy saat ini jarak pandang hanya berkisar 100-150 meter, dan mulai mengganggu aktivitas pertanian masyarakat.
Ia mengatakan, kabut asap yang menyelimuti Sumbar saat ini didominasi dari selatan Sumatera, berdasarkan pantauan satelit NOAA data titik panas terbanyak terdapat di Sumatera Selatan yaitu sebanyak 957 titik.
"Kemudian Jambi 225 titik dan Riau 116 titik, dengan jumlah 1660 Hotspot yang terpantau hingga 18 September 2014," katanya.
Ia menjelaskan, fenomena tersebut diperparah dengan arah angin yang bertiup ke arah utara, sehingga Sumbar juga terkena dampaknya.
"Namun selain Sumbar negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura juga bakal diselimuti kabut asap," ungkapnya.
Ketebalan kabut asap yang menyelimuti Sumbar saat ini belum memberikan dampak berupa penyakit Ispa bagi masyarakat, hanya saja di beberapa daerah seperti di Sijunjung membuat hasil panen masyarakat memburuk.
"Akibat kurangnya intensitas cahaya matahari, hasil panen masyarakat memburuk di beberapa daerah di Sumbar," ujar Faridil Afrasy.
Ia menambahkan, kondisi cuaca saat ini yang cenderung panas berpotensi menyebabkan kebakaran. Masyarakat untuk peduli ancaman kebakaran hutan ini
"Masyarakat untuk tidak membakar lahan dengan sembarangan, dan meminta untuk tidak membuang puntung rokok di lokasi hutan yang berpotensi menyebabkan kebakaran," katanya.***3***
0 Komentar