![]() |
| Jon Apendi Sedang Memasang Pipa Untuk Mengaliri Air Bersih Buat Warga RT01 RW8 Kelurahan Jati, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang. |
Wartaminangnews.com - Pasca bencana banjir yang melanda wilayah Kota Padang, warga di sejumlah kawasan masih menghadapi persoalan baru, yakni krisis air bersih akibat matinya aliran air PDAM selama beberapa hari. Kondisi serupa juga dialami oleh warga Jati, tempat di mana kebutuhan air untuk mandi dan kegiatan rumah tangga menjadi semakin mendesak seiring terputusnya suplai air bersih.
Salah seorang warga Jati, Jon Apendi, menyampaikan bahwa situasi ini mengingatkannya pada bencana besar tahun 2009 silam. Pada masa itu, tidak hanya air yang terputus, tetapi listrik pun mati total sehingga warga benar-benar kesulitan.
“Ini seperti mengulang kejadian tahun 2009. Listrik mati, air mati, dan warga tidak bisa berbuat banyak,” ungkapnya mengenang.
Dalam beberapa hari belakangan, aliran air PDAM kembali tidak mengalir. Menurut Jon Apendi, kondisi tersebut bukan semata kesalahan pihak PDAM, melainkan akibat langsung dari bencana banjir yang merusak infrastruktur di sejumlah titik.
“Air mati lagi beberapa hari ini, tidak ada setetes pun turun. Kita tidak menyalahkan PDAM ataupun pihak manapun, ini murni bencana,” jelasnya.
![]() |
| Warga Tampung Air Bersih Dibuat Jon Bersama Warga Jati |
Kesulitan semakin terasa ketika Jon melihat secara langsung bagaimana warga berusaha mendapatkan air bersih. Banyak warga terpaksa menimba air dari bandar yang berada cukup jauh di bawah permukiman. Air yang diambil pun dalam kondisi keruh, namun tetap digunakan karena tidak ada pilihan lain.
“Saya lihat warga menampung air di gayung dan ember dari bandar itu. Jaraknya jauh, harus naik turun. Ambil dua ember saja sudah menghabiskan banyak tenaga,” ujar Jon.
Melihat kondisi tersebut, muncul inisiatif dari Jon untuk mencari solusi darurat. Ia menyampaikan bahwa dirinya memiliki mesin sedot air dan selang yang mungkin dapat dimanfaatkan untuk membantu warga sekitar. Sementara itu, ia juga melihat ada warga lain yang mencoba mengoperasikan alat serupa, dan ternyata warga tersebut merupakan mantan teknisi PDAM yang paham mengenai persoalan teknis air.
“Saya langsung berbicara dengan beliau. Saya bilang, kalau kita punya mesin sedot, kita gali sumur, masukkan pipa, lalu gunakan mesin sedot untuk menaikkan air, itu bisa jadi solusi sementara. Mungkin tidak sempurna, tapi bisa membantu warga yang kesulitan,” kata Jon.
Menurutnya, inisiatif sederhana seperti ini bisa menjadi jawaban jangka pendek untuk mengatasi krisis air bersih, setidaknya sampai saluran PDAM kembali berfungsi normal.
Ia berharap langkah gotong royong dan kreativitas warga dapat mengurangi beban masyarakat yang tengah menghadapi dampak bencana.
“Kita tidak bisa hanya menunggu. Dalam kondisi seperti ini, saling membantu dan mencari solusi bersama adalah kunci,” tutupnya.




0 Komentar